sapa dan salam

Assalamuallaikum, Selamat bergabung di Xpassion.:D

info terupdate

Hi Xpassioners, selamat berkarya di BUKU ke 2 Xpassion, kumpulkan tulisanmu segera, rebranding your self and improve your skill
  • -Lutfi Zein-.
  • Find Your Passion
  • Now
  • No Delay,No Excuse,No But.
  • Reading Books Makes you Better.

Kamis, 31 Oktober 2013

Kenikmatan Diatas Besi Tua

Penulis: Dany Erwan Hariyadi
 
Kadang kendaraan ini hanya dianggap kendaraan kaum menengah kebawah, karena jarang sekali kita melihat orang necis mengendarainya. Kendaraan tua yang banyak digemari oleh kalangan muda, itulah scooter atau yang lebih akrab di sapa vespa, kendaraan yang semua rangkanya dari besi, ban nya seukuran dengan ban kapal jet, sepertinya tahan banting, tidak mudah bengkok kalau bertabrakan dan pabrikan eropa.

 Merasakan kedamaian di atas kebisingan seakan menjadi candu buat saya, Scooter juga bukan kendaraan yang diciptakan untuk berkebut-kebutan atau ugal-ugalan di jalan, sehingga banyak yang menyebut anak scooter pencinta damai.
Kendaraan yang aman dari razia polisi  dengan alasan dengan bermacam-macam alasan polisi enggan untuk menghentikan vespa walaupun sedang ada razia gabungan sekalipun, karena mungkin dengan pertimbangan kendaraan tua yang terkadang surat-suratnya pun sudah tidak lengkap karena termakan zaman. Saya sendiri sudah membuktikannya, ketika saya melakukan perjalanan panjang ke pulau dewata, saya dan vespa selalu di biarkan lewat saat ada razia motor. Bahkan saya lolos di pemeriksaan motor pelabuhan Gilimanuk.

Bentuknya yang unik dan tak pernah ada kata bosan kalau terus-terusan dipandang, mungkin itulah alasan yang juga sama kenapa para penggemar masih setia dengan scooter mereka walupun usianya sudah bisa dibilang tidak muda lagi.
Karena dibilang sudah tidak muda lagi, scooter juga kadang ngambek dengan berhenti di tengah jalan tanpa alasan, dan kalau sudah ngambek tidak cukup 10 menit untuk mengembalikan “mood” nya melintasi jalan, dan para scooterist terkadang dibuat resah dengan cara ngambeknya yang terbilang wajar ini
Tapi bagi scooterist sejati hal ini tidak akan merubah perasaan cintanya pada kendaran tua ini, karena memang kalau sudah cinta berarti harus setia dan menerima kelebihan lengkap dengan kekurangannya, itulah mungkin filosof para scooterist. Walaupun kadang sengsara tapi sensasi yang selalu berbeda ketika di belakang kemudi akan selalu dirasakan, sengsara membawa nikmat kalau kata orang

Dan satu yang harus kita ketahui tidak semua scooterist mengenal budaya mabuk-mabukan dan sejenisnya, itu hanya beberapa kumpulan saja. Tapi meski ada kumpulan scooterist yang mengenal hal seperti itu, mereka tetap berjiwa sosial besar. Besar jiwa sosial itu sampai tak terhitung jumlahnya. Meski tak kenal tapi kalau berjumpa dijalan, selalu menyapa, dan membantu sesama scooterist yang lain ketika mengalami mogok dijalan, tau sendiri motor tua sering mogok dijalan.tapi mereka saling membantu. Selama mesin disebelah kanan kita maka kita saudara, kalimat ini yang keluar dari mulut seorang pak tua ketika membantu saya.

Kadang saya berscooteria untuk keperluan mondar-mandir menyelesaikan tugas kantor, merasakan sejenak menjadi scooterist kembali. Nikmat yang tak terbantahkan setelah sekian lama tak bervespa. Merasakan kenikmatan itu tak harus dengan kemewahan, kesederhanaan juga bisa memberikan kenikmatan yang luar biasa. Karena kenikmatan kita yang merasakan, bukan mereka.


“Salam satu vespa sejuta saudara”

2 komentar: