sapa dan salam

Assalamuallaikum, Selamat bergabung di Xpassion.:D

info terupdate

Hi Xpassioners, selamat berkarya di BUKU ke 2 Xpassion, kumpulkan tulisanmu segera, rebranding your self and improve your skill
  • -Lutfi Zein-.
  • Find Your Passion
  • Now
  • No Delay,No Excuse,No But.
  • Reading Books Makes you Better.

Selasa, 22 April 2014

Mengukir Masa Lalu yang Indah



Masa lalu adalah kenangan, hari ini adalah sebuah aktualisasi, dan esok adalah sebuah harapan.

Masa alalu adalah sebuah kenangan, kenangan tentang bagaimana kita meraih masa depan bagi masa lalu kita, yaitu hari ini. Kenangan bagaimana kita menata bata demi bata harapan dan cita-cita demi kokohnya bangunan kehidupan masa depan dari masa lalu kita yaitu hari ini. Doa, keringat, semangat, lelah, luka, perih telah menjadi bagian dari proses perjalanan masa lalu kita menuju masa depan yang diharapakan indah, yaitu hari ini. Sudah puaskah kita melihat masa depan bagi masa lalu kita saat ini? Seberapa gemilangkah masa depan bagi masa lalu kita, yaitu hari ini?

Hari ini adalah satu-satunya waktu yang tersedia bagi kita untuk mengkatualisasikan banyak hal baik. Jika hari ini  adalah sebuah rumah yang telah dibangun oleh doa, keringat, semangat, lelah, luka, dan perih masa lalu, maka sudah seharusnya jika kita bisa menjaga agar rumah kita tidak berdiri sia-sia. Apakah kita hanya akan membiarkan rumah kita menjadi hiasan bagi rimbunnya pepohonan atau semak belukar dan rerumputan ? Secara perlahan membiarkan rumah kita ditumbuhi lumut, rumput, dan jamur. Terpaku melihatnya rapuh dimakan rayap dan seperti menunggu keruntuhannya. Ataukah inilah saatnya kita menyelesaikan pekerjaan masa lalu kita? Mempercantik bangunannya dengan ornament-ornamen cantik.  Membuang bagian kita rumah yang rusak dan menggantinya dengan bagian baru yang lebih baik lagi. Menjadikannya nyaman dengan tidak membiarkan rumput ilalang, jamur, lumut, dan rayap hinggap. Mewujudkan rumah kita sebagai tempat tinggal yang nyaman bagi orang-orang yang kita sayangi. Menjadikannya tempat berteduh yang ramah bagi para musafir. Apapun wujud rumah kita, dia telah dibangun dengan doa, keringat, dan cita-cita dari masa lalu kita. Rawatlah dengan baik, percantiklah dengan bunga, taman dan warna yang indah.

Masa depan kita adalah sebuah rumah yang kita bangun mulai hari ini. Jika kita mendapati rumah kita saat ini banyak dipenuhi lumut, jamur dan tiangnya yang mulai rapuh, mungkin karena dulu kita membangunnya dengan beberapa bahan yang tidak berkualitas baik. Wujud rumah kita di masa depam, sama sekali tidak bergantung bagaimana kita membangun sebuah rumah di masa lalu. Rumah masa depat kita sangat tergantung bagaiman kita membangunnya mulai hari ini.

Apakah kelak di masa depan, kita akan sekali lagi mendapati rumah kita tidak berdiri dengan kokoh dan indah karena kesalahan kita dalam mebangunnya pada masa lalu yaitu hari ini. Ataukah kelak kita akan tersenyum bersyukur, bahwa rumah kita telah berdiri dengan megah di tengah taman yang indah. Hari ini, adalah bagaimana kita membangun sebuah rumah yang indah untuk masa depan kita. hari ini, adalah bagaimana kita mengukir sebuah cerita masa lalu yang indah untuk sama depan kita.



By: Reza Kaharuddin

Remember why you started

Saat ini aku sedang "LUPA"
Lupa ini memudarkan semangat disetiap hal yang aku lakukan.

Please...please...please..... buat aku ingat kembali.
Karena alasan-alasan saat aku memulai dan memperjuangkan sesuatu dari awal seperti terlupakan saat ini.

Parah lagi aku lupa setahun,dua tahun,tiga tahun lalu aku mati-matian memperjuangkan sesuatu dan sekarang seperti tidak memiliki tujuan.


Guys, Remember Why You Started......:)

Bagaimana doa-doa terucap pagi,siang dan tengah malam saat terbangun hanya untuk satu,dua,tiga,empat doa yang dipanjatkan. Untuk apa? Untuk siapa? Dan mengapa? diri ini memanjatkan doa....coba ingatlah kembali. 


Aku suka meluangkan waktu untuk diriku sendiri,10-30 menit mengingat kembali kenangan2 yang mampu membangun semangat. 
Aku suka mendekat kepada orang-oang yang bisa berbagi semangatnya.So...carilah orang2 yang senang berbagi semangat dengan ucapan.Itu akan menciptakan LOA (Law of Attraction),trust me.
Aku suka membaca kisah2 perjuangan seseorang meraih impiannya. Mengingatkan kembali bahwa aku memiliki impian yang harus ku raih. 
Aku akan menatap wajah kedua orangtuaku dan membayangkan mereka tersenyum bahagia....bangga, kemudian berkata dalam hati " Ini semua untuk mereka :) " 
Aku beruntung dikelilingi orang-orang yang mampu setiap saat memotivasiku dan membuat aku bersemangat.



Dan Anda memiliki cara sendiri memanggil sang passion.
Aku rasa jika sampai kita kehilangan semangat kita, alasannya hanya satu "kita hanya sedang lupa".
Coba Ingat dan panggil kembali sang semangat.....sang passion!!


#UntuksahabatkuSEMANGAT


salam,
RWK






Kamis, 10 April 2014

Sang Pemimpin



Oleh: KH. A. Mustofa Bisri

Zahir sedang berada di pasar Madinah ketika tiba-tiba seseorang memeluknya kuat-kuat dari belakang. Tentu saja Zahir terkejut dan berusaha melepaskan diri, katanya: "Lepaskan aku! Siapa ini?"

Orang yang memeluknya tidak melepaskannya justru berteriak: "Siapa mau membeli budak saya ini?" Begitu mendengar suaranya, Zahir pun sadar siapa orang yang mengejutkannya itu. Ia pun malah merapatkan punggungnya ke dada orang yang memeluknya, sebelum kemudian mencium tangannya. Lalu katanya riang: "Lihatlah, ya Rasulullah, ternyata saya tidak laku dijual."

"Tidak, Zahir, di sisi Allah hargamu sangat tinggi;" sahut lelaki yang memeluk dan 'menawarkan' dirinya seolah budak itu yang ternyata tidak lain adalah Rasulullah, Muhammad SAW.

Zahir Ibn Haram dari suku Asyja', adalah satu di antara sekian banyak orang dusun yang sering datang berkunjung ke Madinah, sowan menghadap Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Tentang Zahir ini, Rasulullah SAW pernah bersabda di hadapan sahabat-sahabatnya, "Zahir adalah orang-dusun kita dan kita adalah orang-orang- kota dia."

***
Nabi Muhammad SAW Anda anggap pemimpin apa saja, pemimpin formal kah; pemimpin non formal; pemimpin agama; pemimpin masyarakat; atau pemimpin Negara, Anda akan sulit membayangkannya bercanda di pasar dengan salah seorang rakyatnya seperti kisah yang saya tuturkan (berdasarkan beberapa kitab hadis dan kitab biografi para sahabat, Asad al-ghaabah- nya Ibn al-Atsier ) di atas.

Tapi itulah pemimpin agung, Uswah hasanah kita Nabi Muhammad SAW. Dari kisah di atas, Anda tentu bisa merasakan betapa bahagianya Zahir Ibn Haram. Seorang dusun, rakyat jelata, mendapat perlakuan yang begitu istimewa dari pemimpinnya. Lalu apakah kemudian Anda bisa mengukur kecintaan si rakyat itu kepada sang pemimpinnya? Bagaimana seandainya Anda seorang santri dan mendapat perlakuan demikian akrab dari kiai Anda? Atau Anda seorang anggota partai dan mendapat perlakuan demikian dari pimpinan partai Anda? Atau seandainya Anda rakyat biasa dan diperlakukan demikian oleh --tidak usah terlalu jauh: gubernur atau presiden--bupati Anda?

Anda mungkin akan merasakan kebahagiaan yang tiada taranya; mungkin kebahagiaan bercampur bangga; dan pasti Anda akan semakin mencintai pemimpin Anda itu.

Sekarang pengandainya dibalik: seandainya Anda kiai atau, pimpinan partai, atau bupati; apakah Anda 'sampai hati' bercanda dengan santri atau bawahan Anda seperti yang dilakukan oleh panutan agung Anda, Rasulullah SAW itu?

Boleh jadi kesulitan utama yang dialami umumnya pemimpin, ialah mempertahankan kemanusiaanya dan pandangannya terhadap manusia yang lain. Biasanya, karena selalu dihormati sebagai pemimpin, orang pun menganggap ataukah dirinya tidak lagi sebagai manusia biasa, atau orang lain sebagai tidak begitu manusia.

***
Kharqaa', perempuan berkulit hitam itu entah dari mana asalnya. Orang hanya tahu bahwa ia seorang perempuan tua yang sehari-hari menyapu mesjid dan membuang sampah. Seperti galibnya tukang sapu, tak banyak orang yang memperhatikannya. Sampai suatu hari ketika Nabi Muhammad SAW tiba-tiba bertanya kepada para sahabatnya, "Aku kok sudah lama tidak melihat Kharqaa'; kemana gerangan perempuan itu?"

Seperti kaget beberapa sahabat menjawab: "Lho, Kharqaa' sudah sebulan yang lalu meninggal, ya Rasulullah." Boleh jadi para sahabat menganggap kematian Kharqaa' tidak begitu penting hingga perlu memberitahukannya ' kepada Rasulullah SAW. Tapi ternyata Rasulullah SAW dengan nada menyesali, bersabda: "Mengapa kalian tidak memberitahukannya kepadaku? Tunjukkan aku dimana dia dikuburkan?". Orang-orang pun menunjukkan kuburnya dan sang pemimpin agung pun bersembahyang di atasnya, mendoakan perempuan tukang sapu itu.

***
Nabi Muhammad SAW Anda anggap pemimpin apa saja, pemimpin formal kah; pemimpin non formal; pemimpin agama; pemimpin masyarakat; atau pemimpin Negara, Anda pasti akan sulit membayangkan bagaimana pemimpin seagung beliau, masih memiliki perhatian yang begitu besar terhadap tukang sapu, seperti kisah nyata yang saya ceritakan (berdasarkan beberapa hadis sahih) di atas.

Tapi itulah pemimpin agung, Uswah hasanah kita Nabi Muhammad SAW. Urusan-urusan besar tidak mampu membuatnya kehilangan perhatian terhadap rakyatnya, yang paling jembel sekalipun.

***
Anas Ibn Malik yang sejak kecil mengabdikan diri sebagai pelayan Rasulullah SAW bercerita: "Lebih Sembilan tahun aku menjadi pelayan Rasulullah SAW dan selama itu, bila aku melakukan sesuatu, tidak pernah beliau bersabda, 'Mengapa kau lakukan itu?' Tidak pernah beliau mencelaku."

"Pernah, ketika aku masih kanak-kanak, diutus Rasulullah SAW untuk sesuatu urusan;" cerita Anas lagi, "Meski dalam hati aku berniat pergi melaksanakan perintah beliau, tapi aku berkata, 'Aku tidak akan pergi.' Aku keluar rumah hingga melewati anak-anak yang sedang bermain di pasar. Tiba-tiba Rasulullah SAW memegang tengkukku dari belakang dan bersabda sambil tertawa, 'Hai Anas kecil, kau akan pergi melaksanakan perintahku?' Aku pun buru-buru menjawab, 'Ya, ya, ya Rasulullah, saya pergi.'"

Nabi Muhammad SAW Anda anggap pemimpin apa saja, pemimpin formal kah; pemimpin non formal; pemimpin agama; pemimpin masyarakat; atau pemimpin Negara, dapatkah Anda membayangkan kasih sayangnya yang begitu besar terhadap abdi kecilnya? Tapi pasti Anda dapat dengan mudah membayangkan betapa besar kecintaan dan hormat si abdi kepada 'majikan'nya itu.

Waba'du; apakah saya sudah cukup bercerita tentang Nabi Muhammad SAW, sang pemimpin teladan yang luar biasa itu? Semoga Allah melimpahkan rahmat dan salamNya kepada beliau, kepada keluarga, para sahabat, dan kita semua umat beliau ini.

Amin.

A Mustofa Bisri Pengajar di Pondok Pesantren Taman Pelajar Raudlatut Thalibin, Rembang, Jawa Tengah