Penulis: Agung Tri Yulianto
Jika kita ditanya mau pilih mana antara sekantong
emas atau kumpur, kira-kira apa pilihan kita? Tentunya kebanyakan dari
kita akan memilih sebongkah emas . Tidak dipungkiri emas atau logam
mulia ini sangat disukai dan berharga dari jaman dahulu, sehingga tak
jarang ada perampokan dan pencurian emas. Bagaimana dengan lumpur?
Adakah yang maerampoknya? Sepertinya belum ada dalam berita di media TV
atau cetak.
Akan tetapi
jika kita coba berfikir lebih dalam tentang manfaatnya, lebih bermanfaat
mana antara emas dan lumpur? Jawabannya relatif, jika dihadapkan dengan
sebutir benih jagung tentu saja lebih bermanfaat sekantong lumpur tadi.
Karena mustahil jagung akan tumbuh diatas sekantong emas. Begitu juga
manusia ada yang dianggap lebih dari yang lain seperti emas dibandingkan
dengan lumpur, jika kita merasa seperti emas maka belum tentu kita
lebih bermanfaat dari orang lain yang kita anngap seperti lumpur, maka
dari itu kita tidak boleh sombong. Begitu juga sebaliknya jika kita
seperti lumpur belum tentu kita tidak bermanfaat bagi orang lain, jadi
tidak perlu merasa minder karena sebaik-baik manusia itu yang paling
banyak manfaatnya.
Contoh nyata
yang bisa kita lihat di jaman sekarang ini profesi petani yang akrab
dengan lumpur dianggap profesi rendahan dan ndeso, padahal jika tidak
ada petani mana mungkin orang kantoran, PNS, dan pejabat bisa makan nasi
atau merasakan pedasnya caberawit. Itu kan gampang saja bisa impor dari
negeri tetangga, hehehehe… wah bahaya kalau selalu impor, harga bawang,
kedelai, bahkan jengkol bisa semahal emas. Bisa-bisa emas di Papua dan
Sumbawa habis buat impor sembako terus menerus.
Di
Negara-negara maju saat ini sedang ngetrend “Urban Farming”, yang
artinya bertani dikota atau dengan lahan yang terbatas demi memenuhi
kebutuhan akan sayur-sayuran dan buah-buahan sehari-hari. Ada yang
dihalaman rumah sempit dan ada yang diatas apartemennya, kalau ditanya
berapa biaya membawa lumpur atau tanah ke atap apartemen tentu saja
tidak murah. Lain halnya dengan daerah timur tengah banyak taman-taman
buatan yang tanahnya beli dari Indonesia, dan lagi-lagi dengan biaya
yang tidak murah.
Dari
paragraph-paragraph diatas kita bisa mengambil tiga pelajaran. Yang
pertama kita tidak boleh sombong sehebat apapun kita, yang kedua kita
tidak boleh minder meskipun kita dalam keadaan serba kekurangan dan yang
terakhir “Utlubil ilma walau bissiin” yang artinya belajarlah meskipun
harus pergi ke China karena tulisan ini terinspirasi dari film Kungfu
China. Hehehehe…
……………………………………………………………………………………
Ada
seorang biksu bertanya kepada muridnya: kau pilih mana segenggam emas
atau lumpur? Lalu murid menjawab: “tentu saja emas” dan biksu berkata:
“jika dipasangkan dengan sebiji benih tentu saja lebih berguna segenggam
lumpur jadi pergilah lihatlah dunia dan jangan pernah merasa rendah
diri”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar