sapa dan salam

Assalamuallaikum, Selamat bergabung di Xpassion.:D

info terupdate

Hi Xpassioners, selamat berkarya di BUKU ke 2 Xpassion, kumpulkan tulisanmu segera, rebranding your self and improve your skill
  • -Lutfi Zein-.
  • Find Your Passion
  • Now
  • No Delay,No Excuse,No But.
  • Reading Books Makes you Better.

Jumat, 13 September 2013

The Power of Freedom

Penulis: Prima Adi Negara

Merupakan “jargon” yang saya keep sejak tahun terakhir masa-masa kuliah dulu. Saya belajar dan  mengenal jargon ini dari sebuah komunitas Multi Level Marketing atau orang banyak nyebut sebagai MLM. Pertama kali saya dikenalkan oleh teman kuliah dengan MLM ini pada tahun 2006, dan saya mulai mengikuti setiap seminar dan pelatihan yang ada. Mulai saat itu saya mengenal adanya sebuah cita-cita, impian dan factor yang paling penting buat kita untuk menggapai itu semua. Banyak orang bilang bahwa ikut MLM adalah tindakan yang bodoh,namun buat saya yang terpenting saat itu adalah proses belajar dan bukan hasil materiil apa yang mampu saya dapatkan.

Konsep dan Pola pikir yang ditanamkan oleh MLM sebenarnya berbeda jauh dengan apa yang sudah diajarkan oleh orang tua saya. Jadi bisa saya simpulkan kalo ada prinsip yang bertentangan dalam diri saya. Namun konflik dalam diri saya dapat terselesaikan dengan mengikuti suara kata hati, ini terjadi setelah 1 tahun saya bergabung dengan MLM dan merupakan tahun kelulusan kuliah saya di UNEJ. Saya biasa di didik dengan keras, disiplin dan rasa kekeluargaan yang tinggi. Datang tepat waktu, makan teratur, ibadah yang rajin, istirahat yang cukup dan prestasi ditinggkat kelas merupakan misi-misi yang wajib dicapai. Awal dulu waktu masih sekolah dan kuliah, saya rasa hal tersebut merupakan tekanan batin yang membuat saya stress, namun sekarang saya bisa memahami dan memetik manfaat dari cara didik orang tua saya dulu.

Singkat cerita, saat masuk dunia kerja di tahun 2007, saya menyadari dan mampu  mengkombinasikan konsep dari MLM dengan konsep awal dari didikan keluarga dalam sebuah jargon “The Power of Freedom”. Hal ini menginspirasi saya untuk terus berjuang dan berusaha menggapai titik kebebasan yang ingin saya capai. Awalnya sih tujuan saya lebih ke materiil. Dimulai kerja jadi broker, penjaga warnet, pemulung kertas bekas sampai akhirnya diterima di INDOSAT, hal yang luar biasa dimana saya memiliki keluarga baru yang asyik dan menyenangkan. Sedikit banyak saya mulai belajar hal-hal baru, hingga menemukan bahwa materiil/uang bukanlah tujuan segala-galanya, namu n masih ada kebebasan berekspresi yang mungkin tidak semua orang sadari. Setelah 2 tahun kerja di INDOSAT, saya menyadari dan menemukan  bahwa ada hal yang jauh lebih penting dan lebih dalam  daripada kebebasan dari segi uang dan berekspresi, yaitu sebuah Kebahagiaan keluarga dan Cinta yang tulus dari pasangan. Dua hal ini seperti sebuah tiang yang menyangga rumah, jika patah satu rumah itu mungkin  masih bisa berdiri namun tidak akan kokoh ato bahkan bisa langsung roboh. Tapi jika 2 tiang ini berdiri sejajar dan kokoh , meski ada panas-hujan badai, cobaan atopun musibah yang datang menerpa, tak kan sanggup menggoyahkannya begitu juga dengan diri kita.  Kebahagiaan Keluarga dan Cinta yang Tulus dari Pasangan merupakan “Power” untuk menggapai “Kebebasan”  yang tak terNilai. Bagi saya, itulah “The Power of Freedom”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar