Penulis:
Intan Retno Sriwilujeng
Silahkan
memilih, tetapi resiko yang menyertai sebuah pilihan tidak bisa dipilih. Waktu
juga ‘ndak’ bisa diputar untuk mengoreksi ulang pilihan”
Sore itu
hujan turun dengan derasnya, di beranda rumah tak sengaja saya mendengarkan
perbincangan serius antara Ibu saya dan Bu Wondo. Dari nada bicara bu Wondo,
sepertinya beliau sedang serius menanggapi apa yang ibu saya ceritakan.
Penasaran,
akhirnya saya bergabung dan menyimak. Ternyata, tidak seserius tanggapan bu
Wondo (seharusnya). Saya pun tertawa dalam hati ketika mengetahui yang menjadi
bahan pembicaraan adalah HUJAN dan MANTEL. Sepele memang, tetapi poinnya
pentingnya yaitu KEBERANIAN- berani mengambil resiko.
“lho, ‘njenengan’ kok basah semua?’ Tanya bu Wondo. “Saya
sengaja tidak membawa mantel Bu, ketika berangkat hari masih cerah, lagipula
saya sudah cukup berat membawa buku-buku. Saya sudah berhenti untuk berteduh
sekian jam, tetapi hujan tak berhenti juga. Padahal, saya ada janji penting dan
akhirnya mereka membatalkannya. Apa ini namanya apes Bu?.” Keluh ibu saya. Sambil tersenyum Bu Wondo berkomentar, “ Apa
‘njenengan’ lupa kalau kita berada di musim hujan bu? Seandainya ‘njenengan’
berani berat, mungkin ini semua tidak terjadi. Bawaan ‘njenengan’ memang sudah
terlalu berat, tetapi kalau ‘njenengan’
berani mengambil resiko sedikit lebih berat. Pertemuan pentingnya masih
bisa ‘njenengan’ hadiri.”
Kita tidak
pernah tau apakah pilihan kita sudah tepat ataukah salah. Tepat atau tidak,
resiko pastilah ada. Jangan pernah sesali pilihan, karena waktu tak akan pernah
kembali. Ketika hal buruk terjadi dan memaksa kita untuk menyesali
pilihan itu, tentunya kita tidak akan bertahan dengan siksaan rasa sesal itu
bukan? Yang harus kita lakukan hanya harus menerimanya, boleh menyesalinya
tetapi sebentar, hanya sebentar, jangan membuang waktu dalam penyesalan.
Selanjutnya lakukan sesuatu dan mulailah melupakannya. dari sini kita akan
menemukan sebuah pelajaran atau hikmah.
Jadi, resiko
kadang laksana hujan, kalau kita siap, kita bisa melewatinya. tapi kalau kita
tak memiliki persiapan, kita hanya harus membuang waktu sekian ratus bahkan
sekian ribu detik untuk menunggunya reda. Jadi, persiapkan dirimu menghadapi
semua resiko kehidupan ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar