Penulis: Firman Syahyudin
Marketing Sebagai Ilmu,
ü
Marketing itu empiris
Bahasa Yunani emperia
berarti pengalaman. Marketing tergantung pada
pengalaman manusia, kemudian pengalaman
direkam,didokumenkan, dan dokumen ini yang menjadi obyek yang diteliti untuk
menemukan fakta. Dari fakta bisa
diambil kesimpulan akan laku tidaknya sebuah produk.
ü
Marketing itu mempunyai obyek
Obyek berasal dari bahasa
latin objectus yang berarti yang di hadapan, sasaran, tujuan. Tanpa “tujuan” seorang marketing akan
kehilangan “nyawa” untuk pemasaran sebuah produknya. Obyek marketing adalah end
user (pelanggan).
ü
Marketig itu mempunyai metode
Metode berasal dari bahasa Yunani methodos artinya cara. Untuk seorang marketing metode digunakan sebagai pengamatan, metode mengharuskan seorang
marketing untuk berhati-hati, dengan metode marketing
tidak boleh
menarik kesimpulan yang terlalu berani.
Seorang marketing harus tahu dan paham karekteristik produknya maupun obyeknya
(pelanggan) karena keduanya ini saling gterkait satusama lain.
Marketing Sebagai Seni
ü
Marketing memerulukan intuisi
Intuisi atau ilham yaitu
pemahaman langsung dan insting. Apa yang harus dikerjakan
setiap langkah memerlukan kepandaian marketing dalam memutuskan apa yang
harus dilakukan. Dalam hal ini cara kerja marketing sama seperti seniman. Terkadangpun seorang marketing keluar dari
pakem (guidance) namun tujuannya sama dengan guidance tersebut, yakni
pemasaran.
ü
Marketing memerulukan imajinasi
Seorang marketing harus dapat membayangkan
apa yang sebelumnya, apa yang sedang terjadi, dan apa yang terjadi sesudahnya
maka hal ini, imjinasi marketing dipakai agar ia dapat
“hidup” dalam produk yang akan dia pasarkan.
ü
Marketing memerulukan emosi
Seorang marketing diharapkan dapat menghadirkan obyeknya seolah-olah pembeli menikmati sendiri produk itu dan pada
akhirnya menarik emosi pembeli untuk
membeli produk tersebut.
ü
Marketing memerulukan gaya bahasa
Gaya bahasa yang baik,
tidak berarti gaya bahasa yang penuh berbunga-bunga. Dalam mempresentasikan produk, deskripsi seperti
melukis yang naturalistis. Yang diperlukan adalah kemampuan untuk menyampaikan secara detil, terutama tentang sebuah produk.
Sekelumit tulisan ini hanyalah sebuah
narasi dari proses perjalanan yang belum berujung dalam menjalankan peranku
sebagai seorang marketing. Semua liku dalam proses ini tak akan menjadikanku
terpaku untuk tidak berjibaku mengapai asa dan cita yang entah dan walaupun
misteri harus tetap kukejar untuk jadikannya reality.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar