Penulis: Apriliawati Marini
Malam yang mendung di hari senin, aku
duduk di depan teras rumah sambil membelai kucing kesayanganku, “sisi” namanya.
Kucing peliharaan pertamaku, satu tahun bersama sisi membuat aku banyak belajar
tentang bagaimana makhluk hidup lainnya berinteraksi dengan jenis yang berbeda.
Sisi adalah hadiah yang diberikan oleh
mantan kekasih yang sekarang menjadi suami, pertama kali bertemu dengan sisi
saat tu sisi sudah mengandung 1 bulan, sisi adalah kucing peranakan jenis
angora dan Persia, pertama kali melihat sisi aku langsung jatuh cinta, sisi
dengan bulunya yang putih terlihat sangat keibuan saat itu. Karena belum pernah
memiliki kucing sebelumnya hal pertama yg terpikir adalah aku harus membawa
sisi ke dokter.
Kamis malam aku ditemani mantan pacar
mengantarkan sisi ke dokter hewan menggunakan sepeda motor CB dan dari hal
sinilah aku belajar bagaimana perilaku kucing, saat di bawa menggunakan sepeda
sisi mengong terus disetiap perjalanan, mengeong tanpa henti yang lebi parah
lagi ketika perjalanan pulang saat kami berhenti dilampu merah dan kandang sisi
tersorot oleh lampu motor eongan sisi jauh lebih keras dan lebih parah lagi dia
buang air kecil saat itu juga.
Hal
pertama yang aku tangkap bahwa kucing amat sangat tidak nyaman dengan keramaian
apalagi dengan sorot lampu yang tajam, yang kedua jangan membawa kucing dengan
kendaraan motor lebih baik mobil karena mengurangi kegelisahan kucing dalam
perjalanan.
1 bulan kemudian
Sisi melahirkan, ini lah
pengalaman pertamaku melihat kucing
melahirkan secara langsung, karena hal pertama aku sampai ijin tidak masuk
kerja hahahahah, panik sepanik-paniknya, Alhamdulillah sisi melahirkan 5 anak
kucing yang lucu-lucu dengan sehat, sisi adalah kucing yang benar-benar
menunjukkan sisi keibuannya, dia memotong sendiri tali pusar anak-anaknya dan
menjilati mereka hingga bersih, ketika anaknya mengeong sisi langsung
menghampiri menjilati dan merangkul anak-anaknya seolah-olah dia berkata “tidak
apa-apa ibu ada disini”, yang paling mengharukan adalah ketika salah satu
anaknnya mati akibat terkena virus, ketika si anak kucing sudah tidak bernayawa
sisi tetapt menjilatinya dan kemudian merangkul dan memijat anaknnya
seolah-olah sisi mengharapkan anaknnya hidup kembali dan dia mengeong
memperlihatkan matanya yang mulai berair.
Dari sini aku banyak belajar dari sisi
bahwa seekor kucing yang notabene adalah hewan dengan memiliki otak yang tidak
sempurna seperti manusia, dia memiliki perasaan dan naluri yang terkadang
melebihi manusia itu sendiri, so sebagai manusia seharsunya bisa lebih baik
dari segala hal termasuk kepada anak kita sendiri, masa’ kalah sama sisi. Hai
sisi I love You
Tidak ada komentar:
Posting Komentar