Penulis: Andrianto
Banyak
diantara kita termasuk saya kadang menemui titik buntu dan putus asa, merasa
sudah berusaha maksimal semua udah dilakukan koq belum terkabul yah.pertanyaan
yang kerap mucul pada diri kita dan akhirnya kita mulai mencari-cari dan
mengira-ngira kenapa do’a kita belum terkabul?? Disini semua diuji… seberapa
sabarkah kita dan seberapa kuatkah keinginan serta keyakinan kita terhadap apa
yang kita inginkan. Ingat “Alloh berdasarkan Prasangka hambanya”
Hadits
lengkapnya sebagai berikut:
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman,
أَنَا
عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى
“Aku
sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku” (Muttafaqun ‘alaih).
Hadits ini mengajarkan bagaimana seorang muslim harus huznuzhon pada Allah dan
memiliki sikap roja' (harap) pada-Nya.
Ketika
saya mulai mempelajari fenomena kehidupan disekeliling kita baik muslim maupun
non muslim, akhirnya muncul suatu pertanyaan kenapa mayoritas orang non muslim
itu kaya dan kita orang muslim rata-rata kehidupannya biasa-biasa ya??? Dan
setelah saya bertanya-tanya pada orang-orang yang sukses dan mengamati
kehidupan orang-orang sukses dari golongan non muslim, rata-rata mereka
mempunya kebiasaan sebagai berikut:
1.
Yakin (Alloh berdasarkan prasangka
hambanya), mereka mempunya kenyakinan yang kuat bahwa dia akan sukses dibidang
yang ia inginkan (kebanyakan mereka mempunyai impian atau dream book)
2.
Sabar dan selalu berpikir positif
(Husnudzon kepada alloh)
3.
Shodaqah (kebanyakan dari mereka
menetapkan min 10% dari penghasilan)
4.
Iktiar atau pekerja keras (semangat
bekerja atau berjuang tanpa putus asa, dengan penuh harap dan yakin do’anya
akan terkabul)
5.
Selalu menambah dan memperbaharui
impian
6.
Pandai bersyukur
Sedangkan
kita rata-rata sebagai berikut:
1.
Tidak yakin (rata-rata dari kita
sebelum berdo’a sudah tidak yakin dengan yang kita minta berbagai alasan: apa
do’a saya dikabulkan yah? sayakan dak rajin shalat? saya banyak dosa dll ?
akhirnya tidak meminta)
2.
Tidak sabar dan pesimis (ketika do’a
belum kujung terkabul kita mudah rendah diri dan berprasangka buruk kepada
Alloh: jangan-jangan do’a saya tidak dikabulkan, wah saya masih banyak dosa
dll)
3.
Susah mengeluarkan shadaqah
4.
Iktiar kurang maksimal dan mudah
menyerah
5.
Tidak mempunyai impian ataupun jika
mempunya impian hanya satu atau dua dan tidak diperbaharui
6.
Kurang pandai bersyukur
Masya’
Alloh mari kita bangkit dan saling menyemangati untuk umat islam yang lebih
baik dan baik lagi…
Ketikan
Nabi nuh belum tahu banjir akan datang ketika ia membuat kapal besar dan ditertawai kaumnya serta anak istrinya
Dan
ketika Nabi Ibrahim belum tahu ketersediaannya domba ketika pisau nyaris
memenggal buah hatinya
Nabi
musa belum tahu laut akan terbelah saat ia diperintahkan untuk memukulkan
tongkat ke laut
Nabi
Muhammad saw pun belum tahu kalau kota madinah adalah kota tersebarnya ajaran
yang dibawanya saat beliau diperintahkan berhijrah
Yang
mereka tahu adalah bahwa mereka harus patuh pada perintah Alloh dan tanpa
berhenti berharap yang terbaik. Ternyata dibalik ketidaktahuannya kita, Alloh
telah menyiapkan surprise saat kita
mematuhi dan melaksanakan perintahnya.
Seringkali
tanggan-tangan Alloh bekerja didetik-detik terakhir dalam usaha hambanya.
So,
never give up!!
Husnuzhon pada Allah, itulah yang diajarkan pada kita
dalam do’a. Ketika kita berdo’a
pada Allah kita harus yakin bahwa do’a kita akan dikabulkan dengan tetap
melakukan sebab terkabulnya do’a dan menjauhi berbagai pantangan yang
menghalangi terkabulnya do’a. Karena ingatlah bahwasanya do’a itu begitu
ampuh jika seseorang berhusnuzhon pada Allah.
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَالَ
رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Dan
Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu.” (QS. Ghofir/ Al Mu’min: 60)
وَإِذَا
سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا
دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah: 186)
Dari
Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ
شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ
“Tidak
ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah Ta’ala selain do’a.”
(HR. Tirmidzi no. 3370, Ibnu Majah no. 3829, dan Ahmad 2: 362, hasan)
Jika
seseorang berdo’a harus dalam keadaan yakin do’anya akan dikabulkan,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ادْعُوا
اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ
يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ
“Berdoalah
kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah
tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi no. 3479, hasan)
Jika
do’a tak kunjung terkabul, maka yakinlah bahwa ada yang terbaik di balik itu.
Dari Abu Sa’id, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ما
مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ
إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ
دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ
عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا. قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ اللَّهُ أَكْثَرُ
“Tidaklah
seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan
memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya
tiga hal: (1) Allah akan segera mengabulkan
do’anya, (2) Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak,
dan (3) Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.”
Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang
memperbanyak mengabulkan do'a-do'a kalian.” (HR. Ahmad 3: 18, sanad
jayyid).
Ibnu
Rajab dalam Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam berkata,
فالإلحاحُ
بالدعاء بالمغفرة مع رجاء الله تعالى موجبٌ للمغفرة
“Terus
meminta dengan do’a dan memohon ampunan Allah disertai rasa penuh harap
pada-Nya, adalah jalan mudah mendapatkan maghfiroh (ampunan).”
Maka
yakinlah terus pada janji Allah, husnuzhon-lah pada-Nya. Janganlah berprasangka
kecuali yang baik pada Allah. Dan jangan putus asa dari rahmat Allah dan
teruslah berdo’a serta memohon pada-Nya.
Ya Allah, kabulkanlah dan perkenankanlah setiap do’a kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar