Penulis: Nurul Yaqin
Siapa diriku yang
sebenarnya,aku hanya sosok pemuda dari lima bersaudara 3 putra 2 Putri yang
terlahir dari kaum petani yang keseharian hanya
bercumbu dengan waktu untuk bercocok tanam dilahan yang diwariskan oleh
nenek moyangku.aku di lahirkan di sebuah rumah yang beralaskan tanah ubin dan
berdindingkan anyaman bambu,berhalaman semak belukar,berpandangan jauh setiap
paginya akan bentangan persawahan.dibalik raut mukaku dari jalur ibuku aku
terlahir dari agamamisme yang begitu kental bak seorang para wali sedangkan
dari nazab bapakku,aku terlahir dari kaum agraris berbentangan persawahan yang
menjulang luas.akupun terlahir di kesunyian malam di nuansa bulan maulid nabi
di balik kelengkang surga ibuku.sesunyi alam desaku,dimana waktu itu lampu
peneranganpun belum masuk kewilayah tanah kelahirranku.hanya temara lampu
Teplok menerangi persalinanqu bersama dukun bayi didesaku
Bapakku begitu hebat dan bijaksana mampu mempersunting buah hati dari
seorang guru ngajinya semasa remajanya.tak gampang di di zaman waktu itu
mempersunting gadis desa apalagi anak dari seorang guru ngaji di
kampungnya.dizaman waktu itu konon guru ngaji yang berani mendirikan surau
sekaligus mendidik para anak tetangga untuk mengaji hanya segelintir orang yang
punya nyali untuk mendidik ngaji,karena di waktu itu masih masa - masanya jayanya
PKI. tak ayal kakek dari nasab ibuqu sempat di buru oleh kloni - kloni PKI dan
para girwani memata - matai hanya sekedar mengasih informasi kepada tuan - nya
terkait aktifitas kakekku yang mengajar ngaji.
Semasa bocahku aku bergelut dengan kesunyian dan kesejukan alam desa
akan hiruk pikuk sang petani yang hendak berladang,di kehinangan malampun aku hanya
ditemani tembang nyanyian suara alam jangkrik dan kodok yang bersayut sayutan
di pematang sawah di terangi oleh temara lampu oblek dari balik celah celah
dinding rumah anyaman bambu.sesekali asap lampu oblek mengepul bersemburan
kepermukaan tak ayal dalam belajar malamku kepulan asap juga menyertainya dan
bahkan ada yang terlewatkan masuk kepenyaringan hidungku.
Konon Aku bocah yang sangat cengeng
dalam masa pertumbuhannya,tidak mau berhenti menagis kalau tidak di ajak dalam
bepergian ibuku,tidak mau makan kalau tidak pakai sebutir telur rebus,masa
bocahku sangat criwis dalam kata katanya dan selalu ingin tahu akan kemampuan diatas
sebayanya. Namun menginjak umur sekitar 3 tahun aku terserang penyakit kencing
batu bawaan dari lahir sehingga aku sulit buang air kecil waktu itu.,hari - haripun
semakin menyedihkan bagi kedua orang tuaku.namun berkat kekuatan sebuah impian
dan harapan (ikhtiar) kedua orang tuaku serta tak jarang berkat sedekah sayur
mayur dari hasil panen yang diberikan ketetanga - tetangga terdekat,penyakit
kencing batuku dapat jalan dan terobati.di obatipun bukan dengan jalan
medis,karena terbenturnya kemampuan keduan orang tuanqu waktu itu untuk
membawanya kerumah sakit.melalui minuman herbal yang disarankan oleh seorang
yang dituakan dikampungku waktu itu dizamannya.aku hanya di terapi oleh air
yang diambil dari dalam pelepah
bambu,air tersebut di minumkan ke aku.alhamdulilah berkat Rahmat allah dan
keajaiban sedekah sayur mayur yang diberikan kedua orang tuaku kepada tetangga
terdekat,kencing batuku hancur dan keluar dari saluran kemih kayak batu padas
yang sangat keras namun bentuknya telah kecil - kecil.
Kini aku hanya bisa berusaha mengasah dan mengasah dalam kekuatan
impianku tuk berbalas budi tehadap
kedua orang tua ku dan untuk semua orang – orang yang kusangi.karena bekal kekuatan
dari kedua orang tuaku yang begitu tidak kenal lelah dimasa kecilku bapakku
kehariannya sibuk akan waktu sebagai petani dan ibuku begitu lembut dalam kasih
sayangnya terhadap diriku. dalam pengasuhannya terhadapku.bercocok tanam
padipun akupun di gendongnya.dari hasil bercocok tanam sayur mayur ibuku selalu
menyisihkan untuk di berikan ketetangga - tetangga sebelah rumahku sebelum di
jualnya di pasar tradisonal di dekat
rumah.perlu di ketahuai kawan pembaca Pasar tradisonal dikampungku ini sempet terkenal
seantero Nusantara bahkan orang nomer satu di negeri ini pernah melangkahkan
kakinya di tanah pasar tradional ini di tahun awal 2006 karean aadnya tragedi
Banjir bandang panti Jember yang meluluh lantahkan sekelumit wilayah bermainku
dimasa bocah dulu.dari sayur mayur yang masih tersisa terjual di pasar ibuku masih menjajakannya sayur mayur
tersebut dari kampung kekampung sebelah.beliau lakukan demi sebua kekuatan
impiannya, biar dari kelima buah hatinya mejadi anak yang terbaik dan berguna
dunia akherat.
Masa remajaku di bangku sekolah menengah pertama (SMP) sangat begitu indah dengan polosnya dan begitu
adanya selayaknya anak desa pada umumnya.walau tak jarang cemo’oh han dan
cacian sering saya alami dari beberapa tetanggaku akan kekuatanku menuntut ilmu
(selirih kata sering saya hadapi,buat apa sekolah ibu dan bapak kamu hanya
seorang petani,nantinya toh tidak bakalan jadi pejabat,ujung – ujungnya jadi petani juga) namun terbesit dalam hatiku
kala itu,ya Allah kok segitunya orang orang itu mencemo’oh ku tunjukkan lah ya
alllah kebesarmun suatu saat nanti,walaupun toh saya tidak jadi pejabat,namun
jadikanlah aku seorang yang berguna bagi semua dan semua orang orang yang aku
sayangi., tak hanya cukup di situ saja tak jarang kedua orang tuaku diolok oloki oleh saudara
dari garis bapak.dengan ucapan bisa apa ! gak mungkin bakalan kaya,anak
banyak,rumah sudah reot di sanggah oleh batang bambu.(emang bener adanya apa
yang saya rasakan waktu kecil,rumah saya hanya berdinding anyaman bambu,itupun
disanggah oleh bambu untuk menopang hempasan angin,biar tidak roboh)namun
dengan kebesaran hati dan senantiasa dan berdoa kepada yang kuasa alhmadulilah
sekitar tahun 1994 orang tuaku bisa membuat rumah yang layak tinggal dari hasil
tabungan setiap panen tiba dan sedikit bantuan dari kakak kandungku yang kedua
yang lagi merantau di ibu kota Jakarta.keadaan seakan berubah menjadi 360
derajat,saudara saudara dari garis bapak
dan ibu yang semula menjauh alhamdulilah akhirnya lambat laut mulai mendekati keluarga saya..disamping itu Alhamdulilah
kini aku telah merasakan hasil jerih payah dari sebuah perjuangan dalam ikatan
kekuatan sebuah impian (The Power Of
Dream) yang tentunya tak lekang dari iringan doa kedua orang tuaku).saya bisa melanjutkan kejenjang
sekolah menengah atas negeri, pada zaman tahun 1999, alamaterku sangat diminati
dan sebuah kebanggan apabila anaknya bisa melanjutkan kesekolah tersebut
apalagi anak desa,karean sekolah tersebut waktu itu juga telah melaksanakan
pertukaran peljaran antar Negara lain.Alamamaterku MAN 1 Jember.
Seiring perjalanan waktu,awal
- awal di masa SMA jarak rumah dengan
sekolah yang cukup jauh dimana jam 06.30 bel sekolah sudah berbunyi.mau tidak
mau aku harus datang lebih awal saben harinya menelusuri pematang sawah menuju
jalan raya,tuk menaiki angkot pedesaan yang mengangkut anak - anak
desa yang hendak pergi sekolah menuju kota. waktu itu ongkos angkot hanya 250
rupiah.dan bus kota
100 rupiah.waktupun berjalan menginjak
awal awal kelas dua,akupun harus hijrah
meninggalkan kampung halaman tercintaku dan tak lagi saben hari menelusuri
pematang sawah untuk menuju kesekolah,untuk meringankan pengeluaran orang tua
terhadap biaya sekolah. aku harus terpaksa menumpang tinggal di ruangan bapak
kebun sekolah yang hanya ber ukuran 3x4 meter yang di temani tumpukan alat
pemotong rumput dan alat pembersih taman.namun aku tetap semangat dan merasa
nyaman walau hanya seukuran segitu.di benakku waktu itu hanya ada satu niatan
aku harus memberikan yang terbaik kepada pengorbanan kedua orang tuaku.dari
ruang inilah cikal bakal anak desa yang dulunya sangat polos dan pemalu,menjadi
mandiri dan bisa menghidupi dirinya dengan sebuah penghasilan tambahan loper
Koran setelah pulang sekolah, dan
malamnya bersama sama teman yang lain seperjuangan aku menjual jagung
bakar.namun belajarku tetap tidak terganggu.sebelum sholat subuh tiba akupun
telah lebih dulu bangun untuk belajar untuk mempersiapkan hari esok di ruang
kelas.disamping itu didikan kedua orang tuaku semasa SMP tetap aku jalani saben
hari senin dan kamis untuk menjalankan puasa walaupun aku telah jauh dari kedua
orang tuaku.waktu itu.semasa SMA akupun
banyak berkecimpung di kegiatan ekstra kulikuler dari kegiatan keterampilan Elektronika
maupun di kepecinta alaman di bidang lingkungan dan kemanusiaan.alhamdulilah
dari kedua ekstra ini saya banyak mengambil hikmah
kedisiplinan,kemanusian,percaya diri dan tanggung jawab..dari segi kemanusia
misalnya saya merasa senang sekali
walaupun juga sebagai korban,saya mengalami di tahun 2006 saat tragedy banjir
bandang panti saya bisa bergabung di tiem kemanusian di tiem SAR dan waktu itu
tidak kurang sepuluh mayat dalam evakuasi yang saya jalankan.termasuk korban
dari salah satu keluarga saya sendiri yang terkubur di bongkahan tanah dari
tebing gunung pasang.
Dari perjalanan panjang untuk mlanjutkan pendidikan kejenjang yang
lebih tinggi yang penuh lika liku dengan keterbatasan biaya,dan orang tua tidak
sanggup lagi apabila aku harus melanjutkan kuliah alhamduliah tepat tahun 2005
saya bisa melanjutkan kuliah dengan biaya sendiri.rasa begitu terobati
keinginan yang mendalam yang pernah saya impikan sejak saya msih berbaur di
desa dengan anak tetangga yang telah duluan mengeyam bangku perkuliahan.
Semasa kuliahpun aku tidak ketinggalan tetap aktif mengikuti Himpunan
mahasiswa dari himpunan mahasiswa Elektro dan Korps sukarelawan mahasiswa
KSR(dimasa SMA di kenal dengan PMR)alhamdulilah di kedua kegiatan tersebut
tidak tangung - tanggung saya di kasih amanah sebagai ketua umum.dari sosok bocah
anak desa bisa bersaing dan berkolaborasi dengan anak perkotaan.tidak sampai di
situ tepat sekitar tahun 2007 -2008 saya mengalami kembali balasan dari sebuah
perjuanganku,saya lolos dalam program kreatifitas Mahasiswa (PKM) yang
dilaksanakan DIKTI.seleksi ditahun selanjutnya proposal saya di program kreatif
mahasiswa juga lolos.alhamdulilah dikala itu lumayan juga buat kalangan
mahasiswa suatu kegiatan di danai langsung oleh DIKTI sebesar 6.000.000 juta
rupiah..dari dana tersebut mahasiswa berhak menerima uang tunai atas kegiatan
tersebut,sehingga saya bisa sedikit menyisihkan sisa uang dari kegiatan
tersebut untuk kepentingan sehari hari semasa kuliah. Alhamdulilah saya menjadi
lulusan tercepat seangkatan saya jurusan Elktro hanya di tempuh 3 tahun 6 bulan
9 hari.bangga sekali waktu itu saat detik - detik diwisuda kedua orang tua
saya di panggil kedepan podium untuk
menerima cendra mata dari perwakilan akedemik kampus sebagai penghargaan atas
jerih payah saya selama di bangku kuliah,subhannallah rasanya hati ini bergetar
waktu itu senang bercampur rasa tidak percaya.disamping itu dengan begitu
jujurnya raut muka kedua orang tuaku begitu senagnya.bersanding dengan para akadimik
kampus di atas podium.di hadapan para hadirin undangan wisudawan wisudawati..Tak
cukup hanya di situ sisa tabunganku semasa kuliah cukup juga buat membayar uang
mahar calon istriku,dalam ikatan suci. sebelumnya calon istriku meminta kesaya
apabila nanti nikah,saya akan minta mahan seperangkat alat sholat dan uang
tunai plus 1 juta rupiah.alhamdulilah permintaan calon istri saya dapat saya
kabulkan dari sedikit sisa tabungan saya masih kuliah.
Singkat cerita ditahun 2009 saya di karuniai buah hati yang begitu lucu
seorang anak laki laki.lengkap sudah pengisi sebuah kekuatan impianku yang
tertanam selama ini,belum lagi sampai disitu alhamdulilah saya juga bisa
membiayai menyekolahkan anak saudara saya yang di tinggal terlantar oleh kedua
orang tuanya ,kini anak asuhku sudah menginjak kelas 3 SMP.dari goresan inilah
dapat kita petik sebuah impian laksana
kompas yang memberi arah untuk sukses ,mengikatkan potensi kita untuk sukses
dan impian dan doa merupakan peramal yang paling tepat untuk masa depan kita
semua…SUKSES..
sungguh perjuangan yang sangat mengharukan,penuh kegigihan,keyakinan dan optimisme....inilah the power of dream dan telah terbukti nyata. ceritanya sangat menginspirasi.....,bermimpilah sebanyak dan setinggi mungkin maka kita akan menjadi seseorang yang dibentuk dengan kegigihan dan ke-istiqimahan
BalasHapus