Penulis: Arif Widiono
Malam ini ..
“Maaf, ibu keberatan Nak..”. Sampai pada akhirnya Bima, si
bungsu dari 3 bersaudara angkat bicara : “Bu, ini adalah kesempatan terbaik
kita sekeluarga untuk mengambil keputusan paling bijak yang pernah kita buat,
akankah ibu rela melewatkan ini semua?”.
Mila si sulung punya pendapat dan
garis keras yang sama dengan sang ibu, sementara Garda lebih setuju dengan ide
dan pendapat si Bima. Ruang keluarga di rumah megah itu menjadi saksi bahwa
debat panjang malam itu akhirnya meluluhkan hati sang ibu.”Namun, ibu minta
satu syarat kepada mereka nanti agar ibu tidak pernah menyesal dengan keputusan
yang telah ibu buat malam ini Nak”.”Dan semoga ayah kalian juga bisa tersenyum
bahagia disana nanti atas apa yang telah kita putuskan bersama malam
ini..”.
30 tahun lalu ..
Adalah sebuah bangunan megah,
sebuah hotel Sakura berdiri tegap
bermandi cahaya matahari di siang hari
dan bersolek cahaya kemewahan ketika malam . Pejabat negara yang berkunjung ke
kota itu tak pernah mau pindah menginap selain di hotel Sakura itu, bahkan orang nomer-1 pun di negeri
ini pernah bermalam sekali. Hotel itu memang memiliki segalanya untuk menjamu
seorang maupun serombongan tamu, mulai letak nya yang strategis di tengah kota,
bangunannya elok mewah, pelayanannya yang tiada duanya. “Perfecto!”, demikian
pendapat kebanyakan tamu yang pernah bermalam disana.
Dan waktu pun melintas tak
terbendung, atas nama modernisasi di kota itu, perubahan pun begitu cepat
terlihat dengan berdirinya pusat perbelanjaan modern, hotel-hotel berbintang
serta menjamurnya ruko-ruko sebagai
bukti nyata bahwa denyut nadi perekonomian di kota itu kian berdegup
kencang. Sang bupati muda yang haus akan inovasi dan perubahan ibarat pasangan
serasi para investor – investor untuk bertanam investasi di kota itu.
Hotel Sakura pun tak luput dari
desakan arus perubahan itu, dipaksa untuk senada seirama dengan degup nadi
modernisasi. Sementara pemilik hotel
Sakura masih kokoh dengan nostalgia masa lalu yang begitu manis dan sulit tak
bergeming dengan tawaran para investor.
Namun keputusan keluarga pemilik
hotel Sakura di malam itu akhirnya
merubah segalanya. Sebuah pusat perbelanjaan modern akan berdiri menggantikan
hotel Sakura dan dalam waktu 2 tahun
harus sudah beroperasi.
2 tahun kemudian ..
Sebuah mal Grand Ambassador megah berdiri, seolah tak lelah melayani ribuan pengunjung di sepanjang hari nafasnya. Masyarakat antusias dan bangga dengan keberadaan mall tersebut. Tampak seorang ibu tua berkacamata berdiri memandang khidmat sebuah diorama mini di pojok di pintu masuk mal itu.
Sebuah mal Grand Ambassador megah berdiri, seolah tak lelah melayani ribuan pengunjung di sepanjang hari nafasnya. Masyarakat antusias dan bangga dengan keberadaan mall tersebut. Tampak seorang ibu tua berkacamata berdiri memandang khidmat sebuah diorama mini di pojok di pintu masuk mal itu.
“Dari sinilah awal
kami berdiri kokoh, kenang kami selamanya – hotel Sakura ”, demikian yang tertulis di atas bangunan diorama kecil
itu
Si Ibu, dengan ditemani si Bima
dan Mila, tatapan matanya seakan melayang ke puluhan tahun silam, ketika mereka
berdua, bu Ganda dan dengan sang suami Pak Ganda yang kala itu masih hidup,
tersenyum ramah menyambut tamu negara yang hendak bermalam di hotel Sakura . Ada beberapa foto bersejarah yang seolah bicara mengalir bercerita tentang kisah
sukses hotel Sakura.
“Ibu bangga dengan masa lalu itu, sulit melepasnya Nak,
namun akhirnya semua harus berubah dan kini hati ibu bangga ketika bangunan ini
sekarang bisa memberi manfaat kepada banyak orang”.
Lentera Kisah :
Bahwa di dunia ini tak ada yang pernah lepas dari roda dan
arus perubahan. Keabadian adalah kepastian untuk sebuah perubahan.
Selama kita hidup kita akan
mengalami berbagai kejadian dan kenangan yang
akan kita pegang erat hingga di penghujung waktu kita berpijak di bumi.
Dan roda kehidupan pun terus berputar hendak meninggalkan jejak baru dan saat
itulah kita dituntut untuk dapat mengendarai roda itu dengan nyaman : riding
the change.
Tetaplah bersemangat untuk sebuah
perubahan karena disitulah energi terbarukan bagi kita untuk tetap hidup menjadi
insan yang bermanfaat, walaupun umur tak bisa terbendung, wajah keriput memaksa
menjemput, niat dan semangat untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk orang
lain akan membuat kita tampak selalu “re-charge”, tampil selalu muda.
Usia pun bukan kendala untuk
menjadi agen perubahan, seperti dalam kisah keluarga diatas dimana si bungsu
berhasil meyakinkan sang Ibu yang sudah lanjut usia untuk tergerak menuju
sebuah perubahan.
Sekarang saatnya Anda memilih,
mau menjadi hanya bagian dari masa lalu itu ataukah sebagai “the agent of
change” (agen perubahan) yang akan
selalu meninggalkan kebaikan di masa lalu dan bahkan menciptakan sebuah kebaikan dimasa
datang. Selamat merenungkan ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar