Penulis: Prima Adi Negara
Merupakan “jargon” yang saya keep sejak
tahun terakhir masa-masa kuliah dulu. Saya belajar dan mengenal jargon
ini dari sebuah komunitas Multi Level Marketing atau orang banyak nyebut
sebagai MLM. Pertama kali saya dikenalkan oleh teman kuliah dengan MLM
ini pada tahun 2006, dan saya mulai mengikuti setiap seminar dan
pelatihan yang ada. Mulai saat itu saya mengenal adanya sebuah
cita-cita, impian dan factor yang paling penting buat kita untuk
menggapai itu semua. Banyak orang bilang bahwa ikut MLM adalah tindakan
yang bodoh,namun buat saya yang terpenting saat itu adalah proses
belajar dan bukan hasil materiil apa yang mampu saya dapatkan.
Konsep dan Pola pikir yang
ditanamkan oleh MLM sebenarnya berbeda jauh dengan apa yang sudah
diajarkan oleh orang tua saya. Jadi bisa saya simpulkan kalo ada prinsip
yang bertentangan dalam diri saya. Namun konflik dalam diri saya dapat
terselesaikan dengan mengikuti suara kata hati, ini terjadi setelah 1
tahun saya bergabung dengan MLM dan merupakan tahun kelulusan kuliah
saya di UNEJ. Saya biasa di didik dengan keras, disiplin dan rasa
kekeluargaan yang tinggi. Datang tepat waktu, makan teratur, ibadah yang
rajin, istirahat yang cukup dan prestasi ditinggkat kelas merupakan
misi-misi yang wajib dicapai. Awal dulu waktu masih sekolah dan kuliah,
saya rasa hal tersebut merupakan tekanan batin yang membuat saya stress,
namun sekarang saya bisa memahami dan memetik manfaat dari cara didik
orang tua saya dulu.
Singkat cerita, saat masuk
dunia kerja di tahun 2007, saya menyadari dan mampu mengkombinasikan
konsep dari MLM dengan konsep awal dari didikan keluarga dalam sebuah
jargon “The Power of Freedom”. Hal ini menginspirasi saya untuk terus
berjuang dan berusaha menggapai titik kebebasan yang ingin saya capai.
Awalnya sih tujuan saya lebih ke materiil. Dimulai kerja jadi broker,
penjaga warnet, pemulung kertas bekas sampai akhirnya diterima di
INDOSAT, hal yang luar biasa dimana saya memiliki keluarga baru yang
asyik dan menyenangkan. Sedikit banyak saya mulai belajar hal-hal baru,
hingga menemukan bahwa materiil/uang bukanlah tujuan segala-galanya,
namu n masih ada kebebasan berekspresi yang mungkin tidak semua orang
sadari. Setelah 2 tahun kerja di INDOSAT, saya menyadari dan menemukan
bahwa ada hal yang jauh lebih penting dan lebih dalam daripada
kebebasan dari segi uang dan berekspresi, yaitu sebuah Kebahagiaan
keluarga dan Cinta yang tulus dari pasangan. Dua hal ini seperti sebuah
tiang yang menyangga rumah, jika patah satu rumah itu mungkin masih
bisa berdiri namun tidak akan kokoh ato bahkan bisa langsung roboh. Tapi
jika 2 tiang ini berdiri sejajar dan kokoh , meski ada panas-hujan
badai, cobaan atopun musibah yang datang menerpa, tak kan sanggup
menggoyahkannya begitu juga dengan diri kita. Kebahagiaan Keluarga dan
Cinta yang Tulus dari Pasangan merupakan “Power” untuk menggapai
“Kebebasan” yang tak terNilai. Bagi saya, itulah “The Power of
Freedom”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar