Penulis: Nico Pradana
Saya,Saya.....dan Saya....
Hidup ini bukan sebuah hanya numpang makan, minum dan mencari
rezeki… di balik ini semua kita harus sadar bahwa kita di lahirkan sebagai manusia
harus saling mengerti, berbagi dan memberi kebahagiaan, terutama kebahagian
orang tua adalah sebuah angin segar dari surga yang menghapus dahaga.
Saya nico
Pradana, lahir 16 nov 1988, sya memiliki satu saudara kakak perempuan saya
bernama Prina maheni lestari , dari kedua orang tua saya. Keluarga saya
termasuk keluarga kecil dengan 4 orang pengguhi tetap, hobi mancing, Tracking
mountain, guyon..
Untuk menjadikan apa yang kita inginkan merupakan sebuah tantangan
bagi saya pribadi, karena jujur target dalah hidup saya bisa menyenangkan orang
tua saya dan bisa membangkan beliau, di balik sifat saya yang temperamental saya
mudah tersentuh bila melihat saudara di sekitar saya merasa kekurangan atau
merasa kesusahan, dalam hidup saya memiliki banyak kesamaan sifat dengan ayah
saya, dan yang menjadi motivasi tertinggi saya adalah melihat prestasi ayah
saya, dengan ijazah S3nya , SD, SMP, SMAnya hehehe beliau sudah pernah
mengunjungi 5 Neraga, baik asia maupun eropa, saya sangat bangga dengan beliau,
“tak ada rotan
akarpun jadi” ini ibarat yang salah menurut beliau, “kalau tiada ada rotan cari
cari cari dan cari sampai ketemu,” good prinsip karena merubah frem berfikir
seorang dengan banyak alternative membuat hidup serasa mudah, ini yang menjadi
boomerang bagi setiap orang, By Supriyono, My dad.
Dalam Kehidupan
saya banyak mukzizad yang di berikan Allah SWT, terutama keperjaan, tahun 2010,
pada waktu itu saya msih bekerja di sebuah instansi kontraktor di cabang
malang, dan pada wktu itu saya juga masih berstatus mahasiswa di Universitas
Negeri Jember dan masih dalam jenjang skirpsi, flashback masa kuliah yang saya tempuh adalah
5 tahun 8 bulan bukan karena saya malas, tetapi cerita sebenarnya adalah di
tahun ketiga 3 enam bulan saya berkuliah saya sudah rampung untuk 144 mata kuliah sudah tetapi, di tahun
ketiga inilah saya mulai meninggalkan kuliah dengan alasan pribadi, dan
pemikiran kedua saya, saya ingin membantu orangtua, yang di tahun itu sangat
berat karena masa pensiun ayah saya sudah sampai.
I try, try end
try…berusaha mencari uang sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup, 1kali
seminggu setrika jalan malang Jember sudah serasa biasa saya lakukan, pada
akhirnya sya putuskan untuk berhenti bekerja dan kembali focus untuk menyelesaikan studi saya yang sempat
terlantar selam 2 tahun, di bulan juni saya mulai menata sekripsi dan selesai d
bulan November tahun 2012, yang menjadi keajaiban dalam hidup saya dan masih
saya ingat tepat dimana di perjalanan dari Jember menuju malang sya berhenti di
terminal probolinggo menunggu bus kemalang, sempat saya duduk dan berbincang
dengan seorang lelaki yang usianya di atas 50 tahun, dan menanyakan Adek sudah
bekerja?, walaupun posisi saya pada waktu itu belum bekerja lagi, sontak saya menjawab sudah pak, di indosat.
Kenapa alasan
saya menjawab seperti itu karena secara tidak sengaja saya membawa tas, yang
berlogo indosat pemberian dari kakak ipar saya yang bekerja di indosat bali di
waktu itu, semenjak menjawab pertanyaan bapak tersebut saya merasa terbebani
dengan jawaban tersebut. Alhamdulilah pada hari ini saya bisa mengabdikan diri
saya di perusahaan telecomunikasi indosat, benar-benar miracle, sunggu karunia
yang tidak terkira bisa bekerja di sini, harapan pribadi saya adalah, saya
ingin berbagi kebahagiaan bersama orang tua saya dan orang yang saya cintai,
karena harta tidak akan berarti lagi bila saya memilikinya tetapi sudah
terlambat untuk membahagianakan kedua orang tua saya. Noting impossibel in the
word.
Keajaiban
insallah akan manaungi kita semua bila mana kita tau bagaimana cara kita
meminta dan bersikap.
Prinsip dalam
kehidupan saya adalah “Semua di dunia ni memiliki resiko. Jadi mengapa harus
takut meninggalkan comfort zone untuk lebih baik, dan selagi bisa di
perjuangkan akan saya perjuangkan, perjuangkan dan perjuangkan” Ini sedikit cerita dari saya semoga bisa
bermanfaat bagi saudara ku di SA Jember.
Trimaksih”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar