Penulis: Erik Sofyan Hadi
Our greatest weakness lies in giving up.
The most certain way to succeed is always to try just one more time –
Thomas A. Edison. Ungkapan ini tentu mengingatkan kita terhadap usaha
pantang menyerah seorang Edison untuk menciptakan lampu pijar yang mampu
menyala ribuan jam. Ya, sekilas memang proses menuju sukses itu
tidaklah mudah, berbagai halangan sudah pasti menghadang, terlebih lagi
jika kita merasa aman dan terlena dalam ‘zona nyaman’. Meski kata orang
bijak kesuksesan hanya datang saat kesempatan dan kesiapan bertemu dan
kegagalan adalah sukses yang tertunda, namun apakah kita hanya bisa
menunggu datangnya kesempatan dan pasrah terhadap kegagalan?. Tentu saja
tidak, haruslah ada langkah yang dicapai untuk menciptakan suatu
‘kesempatan’ dimana dalam langkah tersebut juga harus diimbangi dengan
langkah untuk menghindari kesalahan yang sama.
Seorang teman penulis, sebut saja Widi baru-baru ini mendapatkan kesempatan untuk meng’upgrade’ diri setelah melewati 6 kali kegagalan berturut-turut untuk mendapatkan beasiswa paska sarjana. Ditolak 6 kali untuk mendapatkan beasiswa, tentu bukanlah hal yang ‘ringan’, terlebih jika menurut diri, kita telah berupaya secara maksimal. Terlepas dari itu semua, jika Widi berhenti untuk mencoba setelah kegagalan ke 6, tentu peluang untuk meraih beasiswa itu mungkin tidak pernah didapatkannya. Dengan sedikit modal fokus pada persiapan, keyakinan untuk mendapatkan tujuan, kegigihan berusaha serta menjalani semua proses dengan ikhlas, kesuksesan untuk belajar ke salah satu universitas teknik ternama di negara matahari terbit berhasil diraihnya.
Sebuah pelajaran yang bisa kita petik dari kegagalan, sukses hanya datang kepada orang yang menganggap sebuah kegagalan hanya sebuah proses untuk menuju sukses. Dapat penulis contohkan track record kegagalan yang dialami oleh Presiden Amerika Serikat ke 16 Tahun 1831 kebangkrutan dalam usahanya. Tahun 1832 kalah dalam pemilihan lokal.Tahun 1833 kembali menderita kebangkrutan. Tahun 1835 istrinya meninggal dunia. Tahun 1836 menderita tekanan mental sedemikian rupa sehingga hampir saja masuk rumah sakit. Tahun 1837 kalah dalam kontes pidato. Tahun 1840 gagal dalam pemilihan anggota senat Amerika Serikat. Tahun 1842 menderita kekalahan untuk duduk di dalam kongres Amerika Serikat. Tahun 1848 kalah lagi di kongres Amerika Serikat. Tahun 1855 gagal lagi di senat Amerika Serikat. Tahun 1856 kalah dalam pemilihan untuk menduduki kursi wakil presiden Amerika Serikat.Tahun 1858 kalah lagi di senat Tahun 1860 akhirnya berhasil menjadi presiden Amerika Serikat
Dan saat Lincoln terpilih sebagai presiden Amerika Serikat berkata, “Ternyata sekarang saya baru sadar bahwa saya ditakdirkan sebagai presiden”. Tentu semangat pantang menyerah yang menjadikan dia hebat, bukan jabatannya.
Keberhasilan merupakan produk sampingan dari persiapan dan usaha. Berbekal pengalaman yang telah kita dapatkan setelah menjalani sebuah proses, setidaknya kita bisa mengambil langkah-langkah untuk memanfaatkan kesempatan dengan tujuan menciptakan suatu keberhasilan. Kebanggaan terbesar kita adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi mampu bangkit kembali setiap kita jatuh.
Seorang teman penulis, sebut saja Widi baru-baru ini mendapatkan kesempatan untuk meng’upgrade’ diri setelah melewati 6 kali kegagalan berturut-turut untuk mendapatkan beasiswa paska sarjana. Ditolak 6 kali untuk mendapatkan beasiswa, tentu bukanlah hal yang ‘ringan’, terlebih jika menurut diri, kita telah berupaya secara maksimal. Terlepas dari itu semua, jika Widi berhenti untuk mencoba setelah kegagalan ke 6, tentu peluang untuk meraih beasiswa itu mungkin tidak pernah didapatkannya. Dengan sedikit modal fokus pada persiapan, keyakinan untuk mendapatkan tujuan, kegigihan berusaha serta menjalani semua proses dengan ikhlas, kesuksesan untuk belajar ke salah satu universitas teknik ternama di negara matahari terbit berhasil diraihnya.
Sebuah pelajaran yang bisa kita petik dari kegagalan, sukses hanya datang kepada orang yang menganggap sebuah kegagalan hanya sebuah proses untuk menuju sukses. Dapat penulis contohkan track record kegagalan yang dialami oleh Presiden Amerika Serikat ke 16 Tahun 1831 kebangkrutan dalam usahanya. Tahun 1832 kalah dalam pemilihan lokal.Tahun 1833 kembali menderita kebangkrutan. Tahun 1835 istrinya meninggal dunia. Tahun 1836 menderita tekanan mental sedemikian rupa sehingga hampir saja masuk rumah sakit. Tahun 1837 kalah dalam kontes pidato. Tahun 1840 gagal dalam pemilihan anggota senat Amerika Serikat. Tahun 1842 menderita kekalahan untuk duduk di dalam kongres Amerika Serikat. Tahun 1848 kalah lagi di kongres Amerika Serikat. Tahun 1855 gagal lagi di senat Amerika Serikat. Tahun 1856 kalah dalam pemilihan untuk menduduki kursi wakil presiden Amerika Serikat.Tahun 1858 kalah lagi di senat Tahun 1860 akhirnya berhasil menjadi presiden Amerika Serikat
Dan saat Lincoln terpilih sebagai presiden Amerika Serikat berkata, “Ternyata sekarang saya baru sadar bahwa saya ditakdirkan sebagai presiden”. Tentu semangat pantang menyerah yang menjadikan dia hebat, bukan jabatannya.
Keberhasilan merupakan produk sampingan dari persiapan dan usaha. Berbekal pengalaman yang telah kita dapatkan setelah menjalani sebuah proses, setidaknya kita bisa mengambil langkah-langkah untuk memanfaatkan kesempatan dengan tujuan menciptakan suatu keberhasilan. Kebanggaan terbesar kita adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi mampu bangkit kembali setiap kita jatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar